Bagi
pengelola gudang tentunya telah memahami
bahwa perlu sistem penataan barang di gudang agar memudahkan ketika menempatkan
dan mencari barang. Dalam menata diperlukan alamat penempatan dan identitas
penempatannya sehingga setiap orang dapat mencari barang yang dibutuhkan dengan
tepat dan cepat. Namun yang menjadi persoalan adalah bila lokasi penempatan
barang tidak cukup memadai, ruang penempatan di gudang menjadi sempit karena
volume barang yang harus ditempatkan semakin bertambah.
Sebagian
besar pengelola gudang, berusaha untuk menempatkan barangnya dilokasi yang
masih bisa ditempati barang. Kegiatan mengatur kembali penempatan barangpun
dilakukan. Barang yang datang dicarikan lokasi untuk penempatannya. Aturan
untuk menempatkan barang sesuai alamat penempatannya menjadi diabaikan.
Prioritas utama adalah menerima barang yang datang dan menempatkan dilokasi
gudang. Tak ada tempatpun dicarikan solusi untuk penempatannya. Hanya sebagian
kecil dari pengelola gudang yang memberikan laporan pada pihak manajemen
tentang kondisi penempatan barang di gudang. mengajukan usulan untuk melakukan
pemecahan masalah dalam penempatan barang yang memudahkan ketika mencari barang
kembali. Masalah muncul ketika barang yang dicari sulit ditempatkan, petugas
gudang yang menaruh item barang tersebut berhalangan hadir.
Pengelola
gudang menjadi tersadar, bahwa kondisi penataan barang (lay out penataan barang) di gudang menjadi salah
urus (mis management). Namun banyak pengelola gudang yang sadar tetapi tak
mampu berbuat karena ruang penempatan barang di gudang sempit. Umumnya mereka
menyalahkan manajemen karena mendatangkan jumlah barang yang melebihi kapasitas
muat gudang. Sebagian yang mengambil tindakan menata ulang penempatan barang di
gudang, namun belum mampu menunjukkan hasil yang berpengaruh pada perbaikan
kinerja gudang.
Langkah yang kami lakukan ketika diminta untuk melakukan
penataan dan meningkatkan kinerja gudang adalah sebagai berikut :
1. a. Memilahkan penempatan barang berdasar
pergerakkan barang (fast moving, medium moving, dan slow moving). Menempatkan
barang slow moving di lokasi penempatan yang bisa membuka peluang barang fast
moving ditempatkan di lokasi yang tak jauh dari pintu keluar dan masuk barang. Membatasi
area dan volume penempatan barang slow moving dengan melakukan kalkulasi
kebutuhan penempatan untuk barang fast dan medium moving.
2. b. Mengajukan usulan pada manajemen untuk melakukan
cuci gudang dengan membuang barang yang rusak dan kurang memiliki nilai jual,
membuat program penjualan dengan potongan khusus. Tindakan ini dilakukan bila
lokasi yang direncanakan untuk penempatan barang slow moving tidak mencukupi.
3. c. Optimalisasi penempatan barang dengan
memperbesar volume penempatan barang. Barang di pilahkan berdasar atas ukuran
barang. Tindakan ini memungkinkan untuk meningkatkan volume penempatan barang
dilokasi penempatan dan memudahkan pelaksanaan penataan barang.
4. d. Mengoptimalkan utilisasi penggunaan rak
penempatan barang. Rak mampu dioptimalkan untuk penempatan barang. Penata
gudang (desainer) perlu lebih dulu membuat data analisa atas pergerakkan barang
untuk menentukan berapa jumlah barang yang tepat untuk di tempatkan dilokasi
rak penempatan. Menghitung volume barang dan kebutuhan penempatan sehingga rak
dapat dioptimalkan untuk penempatan item barang. Melakukan modifikasi rak
penempatan barang serta merencanakan tahapan kerja untuk melakukan modifikasi
rak dan menempatkan barang pada rak penempatan barang.
5. e. Hasil analisa pergerakkan barang masuk dan
keluar, dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan jumlah barang yang perlu
ditempatkan dalam baris dan kolom penempatan. Tindakan ini diperlukan agar
prinsip FIFO (First In First Out) dapat berjalan.
6. f. Memilahkan lokasi penempatan jumlah besar dan
jumlah kecil. Barang jumlah besar dengan ukuran besar dapat ditata merapat dan
diberikan tanda agar memudahkan untuk mencari barang dan melakukan penghitungan
barang. Tanda dapat dituliskan seragam di sudut kanan atas. Sesuai dengan
kebiasaan manusia untuk cenderung kekanan atas pada saat pertama kali. Barang
jumlah sedikit ditempatkan dengan mempertimbangkan jumlah item yang besar.
Variasi item barang yang ditempatkan menyebabkan efisiensi lokasi penempatan
barang ( cara menata barang jumlah sedikit, dengan meminimalisasikan pergerakan
dalam menempatkan dan mengambil barang).
7. g. Membuat daftar alamat penempatan barang sehingga
memudahkan untuk mencari barang yang dibutuhkan. Sistem penataan yang baik,
membutuhkan waktu dibawah 3 menit dalam mencari barang tanpa salah, dan variasi
waktunya tidak terlalu besar antara petugas gudang dan non gudang.
Demikian yang dapat kami bagikan untuk dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menata ulang lokasi penempatan barang di gudang yang sempit.
Salam sukses selalu.
Drs. Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business Solution.
Dapatkan peluang passive income sebesar 20% dari penerapan
program active learning
materi active learning : http://www.activelearningsolution.blogspot.com
Hubungi 08563221722, https://activelearning.site Dapatkan peluang menguasai materi dan free konsultasi memperbaiki kinerja gudang anda dengan latihan berpikir active learning.
sangat bermanfaat
BalasHapusSaya sangat terinspirasi dengan artikel ini.
BalasHapusKami pernah membuat alamat barang yang dapat diakses semua orang melalui PC yang ada di gudang. Ada feedback yg tidak efisien ketika sekitar 4 orang mengantri di PC hanya untuk mengetahui lokasi keberadaan barang. Ditambah lagi, bagian lain yang turut ambil barang tanpa dokumentasi yang membuat selisih baru dan administrasi tidak rapih.
Akhirnya saya ganti metode dengan pengelompokkan jenis produk & kemasan yang ditempatkan di lokasi tertentu yang sejenis, sehingga tercipta mainset di ingatan orang gudang akan lokasi barang tersebut.
Setiap berkala dilakukan monitor untuk keberadaan barang yang tidak sesuai dengan lokasi, juga dilakukan pengecekan akurasi stock disetiap lokasi secara periodik sangat membantu untuk meminimalkan selisih barang.
Mantab..
BalasHapus